Tak Mekar Lagi

Rabu, 30 Maret 2022
Usia kehamilanku yang kedua : 31 minggu

Hai Suami...
Aku tidak bisa banyak berkata. Aku juga tidak bisa banyak berucap, tapi hatiku selalu bergejolak layaknya skenario film yang sudah ditulis oleh seorang sutradara.

Aku hanya ingin meminta maaf.. Kali ini aku merasa sangat jauh dari yang namanya istri yang baik. Aku tidak taat seperti khadijah. Energiku tidak seperti dulu lagi, pikiran dan otakku tidak secerdas dulu lagi, eksistensiku di luar sana tidak sepopuler dulu lagi, bahkan mental dan tubuhku seperti banyak terkikis. Maaf..

Bukan sekedar healing yang seperti orang-orang bilang. Tapi memang entah mengapa aku begitu lemah. Entah karena usia kehamilanku. Entah karena usiaku. Aku tak sebahagia dulu saat aku mengandung anak pertamaku. Begitu banyak orang-orang baik disekelilingku. Kini aku merasa kesepian, sepi, sepi sekali. Otakku sudah ditumbuhi dengan banyak hal yang tak penting. Buktinya, yang aku ceritakan kepadamu hanya hal-hal yang sangat jauh dari sebuah nilai. Sangat tak berarti, bagimu. Sekedar bercerita tentang tingkah anak yang sederhana, sekedar melihat tetangga dengan omelan kepada anaknya yang susah makan, atau hanya sekedar pedagang yang tingkahnya lucu.

Kamu tahu?
Aku merasa hina, kadang.
Aku merasa sangat kecil, lebih kecil dari debu yang setiap hari kubersihkan.
Dulu... walau hanya anak-anak murid, mereka begitu segan terhadapku. Guru Matematika yang galak tapi cantik.
Dulu... walau hanya jokes tipis, tapi sedikit membuatku tertawa lepas. Kini, lebih sering aku mengurung diri, dengan laptopku, dengan medsosku, dengan handphoneku dan anakku yang semakin hari semakin pintar. Iya, sekarang dia lebih pintar tahu jika ibunya sedang kacau. Aku sudah tidak bisa bersembunyi di balik senyumku.

Mama... Anakmu sudah dewasa, sudah sedikit paham tentang dunia rumah tangga. Dunia yang ternyata, diri sendiri bukan lagi yang utama. Wajah, tubuh, pakaian dan rasa lapar bukan lagi nomor satu. Aku sudah tidak peduli jika di bawah mataku kini ada garis wajah, rambutku yang seperti Mak Lampir, tubuhku yang hanya jadi bahan komentar orang, "kurus, pasti gak bahagia".

Tapi kini aku sedikit lega, aku ingat kalau aku punya blog. Aku bisa menulis sepanjang ini di sini. Aku bisa meluapkan seluruh yang ada di otakku.

Oiya, maaf jika aku banyak keinginan. Keinginanku yang jika dikalikan dengan 1X24 jam itu masih sangat tak terhitung. Maka dari itu, aku selalu mendoakan kamu supaya kamu mendapat rejeki yang melimpah, halal serta berkah. Disamping itu, aku juga berusaha mengisi sedikit hari-hariku yang produktif, membuat konten dan menjalankan bisnis. Walauuu... ya itu tadi, aku kini sedang lemah.

Terimakasih sudah menjadi ayah yang baik untuk Malka, suami yang bertanggung jawab untukku.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sayur Asem Segar dan Enak

Imunisasi Bayi Itu Penting atau Tidak?

Doa Menginginkan Anak / Bayi Laki-laki